Senin, 06 Juli 2020

ASAL USUL KOTA LASEM DAN WISATA YANG WAJIB DI KUNJUNGI SAAT PERGI K3

                         ASAL USUL KOTA LASEM REMBANG JAWA TENGAH

          Nama lasem udah tak asing lagi di kalangan sejarawan atau kalangan kolektor batik lasem adalah sebuah kota kecil yang terletak di sebelah timur Kab. Rembang dan memang lasem sendiri adalah sebuah kecamatan di Kab Rembang, Nama Lasem lebih terkenal dari pada Rembang karna lasem ini lebih tua dari pada Rembang, Jika anda berkunjung ke lasem atau sedang lewat JL Pantura semarang Surabaya tentunya anda melewati yang namanya lasem.
Di Lasem banyak peninggalan sejarahnya seperti Banyaknya bangunan bangunan Cina yang sudah sangat tua karna dalam catatan sejarah cina pertama kali menginjak tanah air ini mendarat di daerah lasem Rembang jawa tengah sehingga sesepuhnya cina Indonesia itu berada di daerah lasem. Begitu juga dari segi Islam di daerah lasem ini banyak pondok pesantren yang berdampingan dengan etnis cina mereka hidup rukun adem ayem tampa membedakan suku ras dan agama. Lasem ini juga mempunyai batik yang sudah dari zaman dahulu sebagaimana pekalongan dan batang serta kudus.
Berikut ini sejarah atau asal usul kota lasem yang kami ulas dari Yayasan sunan bonang dari tahun 1300san mari kita pelajari
1. Sekitar tahun 1351 M yang menjadi ratu di wilayah Lasem adalah seorang putrid yang bernama Dewi Indu (Indu Dewi). Beliau adalah putri dari Raden Kuda Merta dengan Dewi Prabu Hayam Wuruk di Wilwatika.
2. Karena kecantikannya beliau diberi gelar Dewi Purnama Wulan.
3. Suaminya bernama Pangeran Rajasa Wardana dengan gelar Pangeran Panji Maladresmi. Beliau juga seorang Dang Puhawang (nahkoda) Wilwatikta, yang berkuasa di pelabuhan Kaerangan dan pelabuhan Regol Lasem merangkap sebagai Adipati di Metahun.
4. Dalam zaman pemerintahan Dewi Indu, masyarakat Lasem sangat tenteram dan makmur karena beliau sangat bijaksana dalam memegang pemerintahan.
5. Waktu itu masyrakat Lasem beragama Budha dan Syiwa.
6. Dari hasil perkawinan Dewi Indu dengan Pangeran Rajasa Wardhana menurunkan Pangeran Bodro Wardhana. Bodro Wardhana menurunkan P. Wijaya Bodro, P. Wijaya Bodro berputra P. Bodronolo.
7. Dewi Indu meninggal tahun 1382 M, sedang P. Rajasa Wardhana meninggal tahun 1383 M.
8. Sekitar tahun 1413 M datang seorang nahkoda bernama Bi Nang Un. Ia mempuyai 2 orang putra, lelaki bernama Bi Nang Na, dan yang perempuan bernama Bi Nang Ti (Putri Campa)
9. P. Bodronolo kawin dengan Bi Nang Ti (Putri Campa) dan mempuyai 2 orang putra P. Wirabadja dan P. Santi Badjra.
10. Putri Bi Nang Ti setelah kawin dengan P. Bodronolo namanya diganti menjadi Winarti Kusuma Wardhani.
11. Tahun 1468 M P. Bodronolo meninggal, dengan meninggal kan wasiat kepada anaknya :
a. Supaya abu layonya di makamkan kumpul dengan istrinya di Puntuk Regal.
b. Supaya putranya yang bernama P. Wirabadjra pindah ke Bonang.
c. Supaya rakyat nanti diperbolehkan memeluk agama Islam.
12. Selanjutnya yang menjadi dan menduduki Adipati Lasem ialah P. Wirabadjra.
13. P. Wirabadjra menjadi adipati pada tahun 1470 M. Ia tidak bertempat tinggal di Pura Kriyan, tetapi pindah di bumi Bonang Binangun, dekat makam orang tuanya di Puntuk Regal. Adapun Pura Kriyan ditempati adiknya yang bernama P. Santi Badjra.
14. Ketika P. Wirabadjra membangun dan berkuasa di Kadipaten Binangun, masyarakat nelayan yang biasa berlayar ke Tuban Gresik dan Ngampel sudah memeluk Agama Rasul (Islam).
15. P. Wirabadjra berputra P. Wiranagara, yang pada waktu kecilnya sudah berguru ke Ngampel, dan akhirnya menikah dengan putra pertama Maulana Rohmat Sunan Ngampel yang bernama Malekhah.
16. Setelah P. Wirabadjra meninggal, diganti oleh putranya yang bernama P. Wiranagara. Ia menjadi Adipati hanya 5 tahun.
17. P. Wiranagara menikah dengan putrid Malekhah mempunyai 2 putra :
a. Solekhah (istri P. Aria Tun Bun Nahkoda Demak).
b. Seorang anak yang mati etika masih bayi.
18. Tahun 1479 M Pangeran Wiranagara meninggal, pemerintahan Kadipaten Binangun dipegang oleh Putri Malekhah (janda P. Wiranegara) yang masih berumur 28 tahun.
19. Tahun 1480 M, Kadipaten Binangun dipindah ke Lasem oleh Malekhah dan bertempat di Bumi Cologawan berhadapan dengan rumah kepanggenan Kriyan yang ditempati oleh P. Santi Puspa.
20. Rumah Kadipaten Malekhah menghadap ke selatan sebelah utara jalan besar, banyak pohon sawo kecil dan kembang kantil.
21. Adapun bekas kadipaten Bonang, disuruh menempati adiknya yang bernama R. Makdum Ibrahim (putra R. Rahmat).
22. Makdum Ibrahim seorang jejaka yang bertugas sebagai guru ngaji dan Modin.
23. Ketika berumur 30 tahun, beliau diwisuda oleh Sunan Agung Ngampel sebagai wali Negara Tuban, dalam hal keagamaan dan ketauhidan dengan pangkat Sunan, dan menempati bekas ndalem/rumah kakaknya Malekhah.
24. Di Bonang, Makdum Ibrahim bertugas pula menjaga dan mengawasi makam Putri Campa (Bi Nang Ti) sekalian di Puntuk Regol, dan makam P. Wirabadjra serta P. Wira Negar di Bumi Keben.
25. Batu yang terdapat di makam Putri Campa diratakan, batunya digunakan untuk sujud (pasujudan).
26. Putri Malekhah memindahkan Kadipaten Binangun ke Lasem dengan maksud :
a. Mendekati P. Sati Puspa, untuk digunakan benteng pengayoman dan penasehat di dalam memegang pusat pemerintahan Lasem.
b. Mengingat bahwa P. Sati Puspa adalah seorang yang dicintai dan disegani oleh masyarakat Lasem, dan warga nelayan dari pesisir Demak sampai Sedayu.
c. Supaya hatinya terhibur sebab ditinggal mati anaknya dan ditinggal anaknya Solekhah yang dibawa suaminya ke Demak yang bernama Aria Tum Bun.
27. Untuk menghibur hatinya, Malekhah membuat gedung dan pertamanan yang diberi nama Taman Setya Tresna, yang di kemudian hari berubah nama menjadi Caruban.
28. Setelah Makdum Ibrahim menjadi Wali, beliau bertambah giat didalam menyiarkan agama Islam dari Lasem sampai Tuban.
29. Sebaliknya Malekhah karena selalu bergaul dengan P. Sati Puspa malah termakan oleh ilmu dan wejangannya, sehingga ia berani meninggalkan shalat dan puasa, sehingga Sunan Bonang kecewa dan tidak mentaati perintah Malekhah untuk menjaga makam Putri Campa dan makam Keben. Selanjutnya pulang ke Pranggakan Tuban sampai berbulan-bulan.
30. Putri Malekhah menjadi janda sampai umur 39 tahun dan memegang pemerintahan dalam keadaan aman dan tenteram atas bantuan P. Sati Puspa.
31. Setelah Malekhah meninggal, kekuasaan Kadipaten Lasem dirangkap oleh P. Sati Puspa dengan dibantu oleh adiknya yang bernama P. Santi Yoga yang diperintahkan menempati Kadipaten Cologawan.
32. Karena ditinggal ayahnya ke Majapahit, P. Sati Puspa yang lahir sekitar tahun 1451 M, ketika berumur 18 tahun, diutus ayahnya menempati rumah Pura Kriyan bersama ibunya beserta adik-adiknya yang berjumlah 9 orang. Hingga umur 39 tahun ia belum mau kawin dahulu sebelum adik-adiknya kawin. Adapun adik-adiknya adalah :
1. Sulastuti, dikawin oleh Adipati Matedun.
2. Santowiro, menjadi Ky. Ageng Bedok.
3. Sulantri, dikawin oleh Tumenggung Pamotan.
4. Sulandjari, dikawin oleh Ky. Ageng Ngatoko di Karangasem dan Genuk.
5. Silarukmi, dikawin oleh Demang Ngadem.
6. Santi Yoga alias Ny. Agung Gede, sebagai Kepala Patol Gede – Sarang.
7. Santi Darmo, Demang Bakaran, daerah Juwono Jakenan.
8. Selogati istri Ky. Ageng Sutiana Criwik.
9. Santi Kusuma.
33. Santi Kusuma lahir tahun 1468 M. Umur 1 tahun ditinggal pergi ayahnya ke Majapahit selama 10 tahun, umur 2 tahun ditinggal mati ibunya.
34. Santi Kusuma kerapkali diajak kakaknya berlayar dan sowan Eyangnya yang bernama Sunan Bejagung ke Tuban. Sunan Bejagung adalah Adipati Tuban.
35. Umur 19 tahun Santi Kusuma masuk Islam dengan nama R. Mas Said (P. Lokawijaya) dan sangat erat hubungannya dengan Sunan Bonang.
36. P. Sati Puspa berputra P. Kusuma Bodro, P. Kusuma Bodro berputra P. Santi Wiro, Santi Wiro berputra P. Tedjakusuma I.
37. P. Tedjakusuma I menurunkan P. Tedjakusuma II-III-IV-V.
38. P. Tedjakusuma I menikah dengan putri Sultan Pajang dan diangkat menjadi Adipati Lasem TAHUN 1585 M.
39. Tedjakusuma V menurunkan R. Panji Margana (Ki Ageng Tulbaya) R. Panji menurunkan R. P. Witono, R. Witono menurunkan R. P. Khamzah.
40. Tedjakusuma I, pada tahun 1588 M mendirikan Masjid Lasem, bertempat di sebelah barat alun-alun.
41. Tedjakusuma I, seorang pertapa di Puntuk Punggur. Dan ketika masih kecil diberi parap (gelar) ibunya Bagus Serimpet.
42. Untuk menyebarkan agama Islam di Lasem, Tedjakusuma I mendatangkan seorang guru dari Tuban bernama Syeh Maulana Sam Bua Samarkandi pada tahun 1625 M, dan pada akhirnya Syeh Sam Bua diambil menantu, dikawinkan dengan putrinya dari garwa selir.
43. Tedjakusuma I, alias Ky. Ageng Punggur alias Bagus Serimpet wafat pada tahun 1632 M dalam usia 77 tahun, dimakamkan di belakang Masjid Kota Lasem dibelakang imaman.
44. Syeh Maulana Sam Bua Samarkandi wafat tahun 1653 M dalam usia 61 tahun dimakamkan di sebelah utara serambi masjid kota Lasem.


10 WISATA DI LASEM  JAWA TENGAH MEMBUAT SIAPA SAJA JATUH CINTA

Apakah Anda pernah mendengar cerita tentang Lasem. Tempat ini merupakan salah satu kecamatan kecil yang berada di pesisir utara Pulau Jawa. Memang lokasinya relatif jauh sehingga jurang terjamah tangan manusia. Namun, banyaknya wisata Lasem membuat orang yang mengunjunginya jatuh cinta.
Tempat wisata yang disana sangat beragam, ada wisata kuliner, pariwisata, ekologi, dan religius. Selain itu, Lasem dipercaya sebagai saksi bisu dari peradaban manusia, sejak jutaan tahun lalu. Uniknya, banyak tempat bersejarah yang sangat layak untuk dikunjungi seperti rangkuman 10 rekomendasi berikut ini


10 Rekomendasi Objek Wisata Lasem

1. Kampung Batik Karangturi

tempat wisata di lasem
http://siarjustisia.com
Lasem juga terkenal dengan keindahan batik tulisnya. Rasanya belum lengkap jika Anda berkunjung ke Lasem tanpa membawa cinderamata batik tulis. Ada Kampung Batik Karagnturi dimana Anda dapat memilih berbagai motif batik dengan bahan kain yang sangat indah.
Salah satu penjual batik terfavorit disana adalah Bu Sutera, beralamat di desa Karangturi. Ada galeri yang menampilkan buah karya batik tulis khas lasem. Terlebih lagi, Anda akan menikmati suasana rumah kuno di Kecamatan Lasem ini.
Teknik batik yang dibuat berbeda dari batik lainnya, sangat original dan turun-temurun. Anda bisa memilih motif laseman, tiga negeri, kricak, gunung ringgit, tiga negeri, dan klasik lain. Menyoal harga tidak perlu khawatir karena sangat terjangkau.

2. Pantai Caruban

wisata lasem
https://www.jejakpiknik.com
Salah satu tempat wisata yang tidak pernah ketinggalan adalah pantai. Keindahan pantai di Lasem berbeda, seperti Pantai Caruban yang benar-benar cantik. Untuk mencapai lokasinya juga tidak terlalu sulit, karena terletak tidak jauh dari Terminal Lasem.
Para wisatawan yang ingin pergi ke Pantai Caruban bisa menggunakan delman. Sehingga, sensasi pedesaan dan liburannya benar-benar terasa. Perjalanan menuju ke pantai ini, Anda akan dibawa menyusuri jalanan yang sempit, antara tambak garam dan tambak bandeng.
Oleh karena itu, tidak mungkin ke sana dengan mengendarai mobil. Dari sisi sejarah, ternyata pantai ini pernah menjadi saksi bisu dari kejayaan Kerajaan Majapahit. Konon kabarnya, dipantai ini juga dijadikan pangkalan armada maritim Kerajaan Majapahit. Jadi, sampai sekarang sering ditemukan pecahan-pecahan gerabah.

3. Pantai Karang Jahe Rembang

destinasi wisata di lasem
https://wisatabaru.com
Selain itu, ada Pantai Karang Jahe Rembang yang dikategorikan sebagai objek wisata baru. Banyak yang menyebut pantai ini sebagai primadona karena menampilkan pemandangan yang sangat indah. Kaum millenial juga berkunjung ke pantai ini demi mengambil swafoto yang instagramable.
Memang nama pantai ini masih belum terkenal dan cenderung aneh. Adapun asal usul nama karang jahe karena ditemukan serpihan karang yang banyak tetapi berbentuk jahe. Pemandangan dipantai ini berbeda dari yang lainnya, terutama pasir putih diarea pantai yang sangat bersih.

4. Pantai Jatisari Lasem

tempat wisata di lasem
https://www.jejakpiknik.com/
Masih seputar pantai, ada Pantai Jatisari Lasem yang menampilkan pemandangan alam tidak kalah menarik. Pengunjung dapat menikmati bentangan pasir putih dan bebatuan yang ada di tepi pantai. Keadaan seperti ini membuat pemandangan sangat alami, seolah belum tersentuh manusia.
Anda dapat mengunjungi pantai tersebut ketika matahari terbenam. Sebab, suasana yang ditampilkan sangat romantis. Pantai Jatisari Lasem juga banyak dikunjungi wisatawan lokal diakhir pekan. Tidak sedikit orang yang melakukan foto pra wedding di pantai tersebut.

5. Puncak Argopuro Gunung Gede Lasem

tempat wisata di lasem
https://www.ardiyanta.com/
Bagi Anda yang menyukai aktivitas mendaki dapat mengunjungi Puncak Argopuro Gunung Gede, di Lasem. Ketinggian puncaknya mencapai 806 mdpl, tergolong sangat ringan untuk mendakinya. Untuk waktu tempuh hingga sampai dipuncak hanya memakan waktu selama 2,5 jam.
Dari atas puncak argopuro, Anda akan mendapatkan pemandangan yang sangat indah. Sangat cocok bagi Anda yang suka dengan landscape bentangan alam dan diabadikan menggunakan kamera. Meskipun puncaknya tidak terlalu tinggi, tetapi keindahannya setara dengan gunung lainnya yang ada di Provinsi Jawa Tengah.

6. Watu Congol

destinasi wisata menarik  di lasem
https://travelingyuk.com/
Watu Congol menjadi salah satu tempat wisata paling recommended bagi Anda yang menyukai suasana tebing. Suasana alam yang ditampilkan masih segar dan sangat alami. Banyak pengunjung yang mengibaratkan seperti wisata tebing keraton di Bandung.
Untuk mencapai watu congol, Anda akan menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit dari alun-alun kota Rembang. Letaknya tepat di Desa Selopuro, Kecamatan Lasem, Rembang. Rata-rata wisatawan yang berkunjung ke watu tersebut menggunakan kendaraan bermotor atau menyewa ojek. Pasalnya, hanya mungkin diakses menggunakan kendaraan bermotor saja.
Anda akan dimanjakan dengan hamparan pegunungan yang masih sangat hijau. Terdapat pula banyak batu besar bertebaran. Tahukah Anda, arti Watu dalam bahasa jawa yakni batu. Untuk memasuki kawasan Watu Congol pengunjung akan dikenakan biaya yang sangat murah.

7. Masjid Jami’ Lasem

tempat wisata di lasem
https://situsbudaya.id
Bagi umat beragama Muslim ternyata bisa melakukan wisata religi di Lasem. Caranya dengan mengunjungi Masjid Jami’ Lasem. Sesungguhnya bukan hanya masjid biasa, terlihat dari desain interiornya yang diukir dengan kaligrafi. Terlebih lagi, ditiap sudut masjid terdapat ukiran kayu yang khas dari pantura timur Jawa.
Lokasi dari Masjid Jami’ Lasem sendiri sangat strategis, berada di jalan raya utama. Sehingga, wisatawan yang ingin berkunjung untuk menunaikan sholat lebih mudah menjangkaunya. Didekat masjid juga terdapat makam waliullah yang sering diziarahi.
Salah satu makam orang suci adalah makam Mbah Sambu, merupakan penyebar agama Islam yang hidup zaman Kerajaan Majapahit. Adapula makam ulama besar lasem yakni simbah KH Ma’shum, dan makam Adipati Tejakusuma 1. Julukan lain dari Lasem adalah kota santri, sebab kini banyak pondok pesantren.

8. Omah Lawang Ombo

tempat wisata di lasem
https://kesengsemlasem.com/
Omah Lawang Ombo merupakan salah satu objek wisata yang layak dikunjungi. Tetapi tidak jarang beberapa orang melakukan uji nyali di sana. Tempat ini merupakan rumah kuno yang identik dengan hak-hal supranatural. Sudah berdiri sejak abad 18 dulu dan kini tidak berpenghuni.
Desain dari Omah Lawang Ombo sangat kental dengan nuansa Tiongkok. Dulunya sempat dijadikan gudang candu yang merupakan komoditas alam berharga, tetapi terlarang. Jadi, banyak orang yang melakukan perdagangan secara sembunyi-sembunyi atau ilegal. Untuk masuk ke bangunan ini bukan sembarangan orang, harus mendapat izin dahulu dari pengelola bangunan.

9. Kelenteng Gie Yong Bio

tempat wisata di lasem
https://kesengsemlasem.com/
Kalau bangunan kelenteng mungkin dianggap biasa-biasa saja. Kali ini berbeda dengan Kelenteng Gie Yong Bio yang memiliki patung dewa-dewi didalamnya. Adapun patung-patung ini dibuat dengan maksud mengenang jasa dari Raden Panji Margono.
Beliau merupakan tokoh masyarakat muslim di Lasem dan bersuku Jawa. Ia juga merupakan salah satu tokoh yang turut serta melawan penjajahan.
Saat berkunjung ke kelenteng ini akan ditemukan altar khusus yang berada di ruangan khusus Raden Panji Margono. Banyak pengunjung yang bersembahyang dan melihat altar Raden Panji Margono.

10. Petilasan Sunan Bonang Lasem

tempat wisata di lasem
https://muslimobsession.com/
Tempat wisata Lasem terakhir adalah petilasan Sunan Bonang. Oleh penduduk sekitar meyakini bahwa dulunya merupakan tempat peristirahatan Sunan Bonang. Beliau merupakan salah satu Walisongo yang menyebarkan islam di nusantara. Banyak pula orang yang melakukan ziarah di petisilan tersebut.




https://www.gotravelly.com/blog/10-wisata-di-lasem/

ASAL USUL KOTA LASEM DAN WISATA YANG WAJIB DI KUNJUNGI SAAT PERGI K3

                         ASAL USUL KOTA LASEM REMBANG JAWA TENGAH            Nama lasem udah tak asing lagi di kalangan sejarawan atau kal...